Ingin Mendaki Gunung Gede Pangrango? Simak Dulu Aturan Terbarunya

Kabar baik bagi para pencinta alam yang sudah rindu mendaki Gunung Gede Pangrango. Seluruh jalur pendakian resmi di gunung ini, yakni Cibodas, Gunung Putri, dan Selabintana, telah dibuka kembali mulai hari ini (21/10/2020).

Keputusan pembukaan kembali ini sendiri berdasarkan Surat Edaran (SE) Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Nomor SE 1195/BBTNGGP/Tek.2/10/2020 tanggal 19 Oktober 2020 tentang Pembukaan Kembali Pendakian Gunung Gede.

Namun, karena pandemi Covid-19 masih berlangsung, ada beberapa aturan pendakian terbaru di Gunung Gede Pangrango yang wajib disimak.

Pertama, bila sebelumnya Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) telah melakukan reaktivasi pada Tahap 1 dengan menerapkan kuota kunjungan 50 persen dari kuota harian, kini kuotanya hanya sebesar 25 persen dari kuota normal, atau sebanyak 300 orang per hari akumulasi untuk semua jalur pendakian, baik Cibodas, Gunung Putri, maupun Selabintana. Nantinya, kuota ini akan dievaluasi kembali, dan bisa saja ditambah bila tidak menimbulkan kasus baru positif Covid-19.

Kemudian, kini seluruh pendaki wajib mendaftarkan diri secara daring melalui booking.gedepangrango.org. Selain itu, setiap calon pendaki wajib melakukan pemeriksaan kesehatan dan menyertakan surat keterangan sehat pada hari H pendakian.

Tiket masuk TNGPP adalah Rp29.000 per orang di hari kerja dan Rp34.000 per orang di hari libur. Tarif ini berlaku untuk pendakian dua hari satu malam, dan sudah termasuk asuransi. Surat Ijin Masuk Kawasan Konservasi (SIMAKSI) pendakian ini sendiri akan dikeluarkan bila kelompok pendakinya memiliki jumlah minimal 3 orang dan maksimal 10 orang.

Lokasi pengambilan SIMAKSI ada di tiga tempat yang berbeda, tergantung jalur pendakian yang dipilih. Untuk jalur Cibodas diambil di Kantor Balai Besar TNGGP, jalur Gunung Putri di Kantor Resort Gunung Putri, dan jalur Selabintana di Kantor Resort Selabintana. Proses penukaran SIMAKSI hanya setiap Senin-Jumat pukul 07:00-16:00 dan Sabtu-Minggu pukul 06:00-15:00. Calon pendaki juga hanya dapat masuk kawasan pendakian antara pukul 06:00-18:00.

Selama pendakian, traveler juga diwajibkan untuk selalu menggunakan masker, mencuci tangan sesering mungkin, menjaga etika batuk atau bersin, menggunakan peralatan dan perlengkapan pribadi untuk meminimalkan penggunaan secara bersama, menjaga jarak antar pendaki setidaknya satu meter, menjaga jarak antar tenda setidaknya satu meter, mengisi tenda dengan kapasitas 50 persen, serta menjalankan SOP pendakian.

Kepala Balai Besar TNGGP Wahju Rudianto juga mengimbau pendaki untuk tidak melakukan pendakian bila menunjukkan gejala batuk, flu, demam, dan sesak napas. Protokol kesehatan yang diberlakukan ini sendiri dapat dilihat di laman ini.

Setelah menyimak sejumlah aturan terbaru di atas, kini saatnya kamu memilih salah satu dari tiga jalur resmi yang tersedia di Gunung Gede Pangrango.

  • Jalur Cibodas

Bila sudah pernah mendaki Gunung Gede Pangrango, tentu sudah tak asing dengan jalur pendakian ini. Menawarkan pemandangan asri di sepanjang jalan, dari hutan tropis, telaga biru, hingga air terjun, estimasi pendakian di jalur ini sekitar 7-10 jam, tergantung kecepatan dan kekuatan fisik pendaki. Sesampainya di puncak, kamu akan disuguhi pemandangan cantik dari empat kawah yang masih aktif, yakni Kawah Wadon, Kawah Ratu, Kawah Baru, dan Kawah Lanang.

Sekitar 1,5 kilometer dari pintu masuk jalur Cibodas, kamu akan menjumpai Pos Telaga Warna, yang menawarkan keindahan telaga berair jernih dengan suasana sejuk nan asri.
  • Jalur Gunung Putri

Jalur ini bisa dipilih bila ingin mempersingkat durasi pendakian, yakni hanya sekitar 6-8 jam saja. Namun, medannya cukup terjal dan jarang ada yang landai. Karena itu, jalur ini tidak disarankan untuk pendaki pemula.

  • Jalur Selabintana

Jalur Selabintana merupakan jalur paling menawan sekaligus paling panjang di Gunung Gede Pangrango, sehingga lebih cocok untuk pendaki berpengalaman. Pasalnya, banyak medan yang cukup menantang dengan trek menyusuri hutan dan sungai. Belum lagi di sepanjang jalur akan banyak menemui pacet, binatang pengisap darah sejenis lintah. Estimasi pendakian di jalur ini sekitar 9-12 jam.

Bila masih ragu untuk mendaki, atau tak punya kelompok dan berniat untuk bergabung dengan pendaki lainnya, kamu juga bisa mengikuti open trip yang disediakan sejumlah operator tur. Bila jadwal trip-nya belum ada, atau tidak sesuai dengan tanggal yang dimau, beberapa operator juga menawarkan trip secara privat.

Seharga mulai Rp500.000 sampai Rp800.000-an per orang untuk open trip, operator yang bisa dipilih antara lain Filosantara IndonesiaTriptrus, Backpacker Indonesia, Explorer.id, dan Mandalawangi Cibodas Puncak. Paket tur ini biasanya sudah termasuk transportasi dari dan ke Jakarta, tenda, logistik di gunung, makan sebelum dan sesudah pendakian, serta pemandu. Harganya sendiri bervariasi karena tergantung jumlah peserta dan fasilitas apa saja yang disertakan.

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here