Tinggalkan Paris dan Kunjungi 5 Destinasi Sejarah dan Budaya Tanpa Disesaki Turis

Serial Emily in Paris yang baru saja dirilis di Netflix, seakan membangkitkan kenangan akan ibu kota Prancis. Mereka yang pernah ke Paris, dibuai dengan pemandangan kota romantis ini, terkenang saat melintasi Pont Alexandre III yang merupakan salah satu jembatan terindah, atau saat bersantai di salah satu kafe trendi.

Walau magnet Paris seakan kuat menarik wisatawan, cobalah untuk menyisihkan satu atau dua hari untuk berkunjung ke beberapa atraksi menarik di luar Paris. Selain mudah diakses, pejalan dapat merasakan kecantikan Prancis secara menyeluruh. Inilah rekomendasi destinasi pilihan dekat Paris.

  • Foundation Claude Monet

Pelukis impresionis, Claude Monet menghabiskan 43 tahun tinggal di rumah yang nyaman dan menyenangkan ini, yang berlokasi di Giverny, yang dapat dijangkau sekitar satu jam perjalanan. Rumah dan area tamannya begitu mengesankan, hingga tak mengherankan jika ratusan ribu pengunjung dari seluruh dunia mengunjunginya setiap tahunnya.

Di Foundation Claude Monet, pengunjung dapat menikmati sejumlah koleksi populernya, seperti lukisan seri bunga teratai, koleksi cetakan bertema Jepang, dan mengeksplor ruangan-ruangan di dalam rumahnya yang dicat penuh warna. Area tamannya juga sama populernya dengan berbagai koleksi yang terpampang di dalam rumahnya.

Terdapat dua area taman, yakni Clos Normand yang bergaya romantis dengan tanaman hijau dan aneka bunga, seperti bunga bakung, tulip, peony, dan iris. Sedangkan area berikutnya, Water Garden, menampilkan jembatan bergaya Jepang, dengan pohon willow dan kolam teratainya. Sebagai catatan, atur jadwal kunjungan di luar periode November hingga Maret, karena Foundation Claude Monet tidak beroperasi di masa ini.

  • Chartres Cathedral

Chartres merupakan kota berpenghuni lebih dari 42.000 jiwa, yang hanya sejauh satu jam perjalanan menggunakan kereta dari Paris. Kota ini mendapat julukan Capital of Light and Perfume karena berlokasi di sentra Cosmetic Valley yang tiap April menjadi tuan rumah Festival Parfum.

Selain Notre Dame Cathedral, Chartres Cathedral juga merupakan salah satu katedral paling memukau di Republik Prancis, sebuah mahakarya yang dibangun antara 1190 hingga 1220, dan menjadikannya sebagai katedral terbesar di Prancis serta termasuk sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

Katedral bergaya Gotik ini sangat terawat dengan tampilan dramatis pada rose window-nya, serta ornamen kaca patrinya yang memukau. Chapel of Saint Piat yang menyerupai kastil dari Abad Pertengahan tampil fantastis sebagai sajian utama katedral, lengkap dengan menara bundarnya. Chartres Cathedral dapat dikunjungi sepanjang tahun, namun disarankan untuk datang di pagi atau siang hari agar dapat melihat kecantikan rose window saat ditembus sinar mentari.

  • Vaux-le-Vicomte Chateau

Sebuah château yang berdiri kokoh dekat Melun dirancang arsitek Louis le Vau untuk Nicolas Fouquet (1615-1680), seorang Susperintendent of France untuk Louis XIV. Kemegahan arsitekturnya sempat digunakan sebagai lokasi syuting film The in the Iron Mask (1998) yang diperankan Leonardo DiCaprio.

Bangunan berinovasi dari abad 17 ini menyajikan ruangan raja yang terdiri dari tiga kamar, ruang prasmanan untuk menghidangkan makanan dengan perangkat makan terbaik, dinding yang ditutupi permadani tak ternilai, serta perabot dan tempat tidur terbaik yang pernah dimiliki. Di area Fouquet Bedchamber, langit-langitnya dilukis dengan gambar Apollo yang memberikan cahaya kepada dunia, yang kemudian desain ini ditemukan di Versailles.

Dengan usia ratusan tahun, puri ini tentu saja mengalami proses restorasi. Salah satunya di kamar besar, Chambre des Muses yang memiliki langit-langit yang menggambarkan The Triumph of Loyalty yang dicat dalam minyak di atas kanvas oleh Charles le Brun, yang rampung dikerjakan pada pertengahan 2017. Dibutuhkan biaya sekitar 450.000 euro untuk proses restorasi. Jika berkunjung saat musim panas, biasanya tiap malam akan dinyalakan sekitar 2.000 lilin di area taman dan rumah, persis seperti yang dilakukan pada 17 Agustus 1661.

  • Lille

Kota ini layaknya museum terbuka dari masa Renaissance, di mana pejalan dapat menikmati benteng militer yang berdiri era Raja Louis XIV dan Old Stock Exchange yang mudah diakses dengan berjalan kaki. Seni juga berperan dalam pariwisata Lille, seperti di Beaux Arts Museum yang disebut-sebut sebagai Louvre kedua karena banyaknya koleksi karya yang ditampilkan di sini, terutama seni Eropa dari abad 15 hingga 20, termasuk karya-karya Reubens, Van Dyck, Goya, Delacroix, dan Rodin.

Berdasarkan Penghargaan Atabula (penghargaan restoran kelas dunia), Lille berada di peringkat empat – setelah Bordeaux, Paris, dan Lyon – sebagai kota terbaik di Prancis untuk bersantap di restoran. Beragam hidangan di sini hadir dalam porsi besar dan pejalan direkomendasikan mencicipi cabonnade (daging yang direbus bersama bawang, bir, daun thyme, daun salam, dan mustard), selain potjevleesch (daging yang diawetkan dengan dimasak dalam pot dan dikemas rapat), serta tentu saja, keju Mont des Cats dan Maroilles.

Lille menyenangkan disambangi saat musim semi dan panas, tapi secara keseluruhan kota ini fleksibel bagi pengunjung di segala musim. Jika berkunjung saat musim dingin, sediakan waktu lebih banyak di Palais des Beaux-Arts, sedangkan saat musim panas berlangsung, kawasan Kota Tua menarik dengan jajaran hidangan lokal yang ditawarkan penduduk setempat.

  • Provins

UNESCO menyematkan gelar Situs Warisan Dunia bagi kota bergaya Abad Pertengahan, Provins, yang sontak membawa pengunjungnya merasakan atmosfer medieval. Dibangun sekitar abad ke-11, Provins seolah permata yang tersembunyi, yang kurang mendapat apresiasi. Padahal kota ini menjadi sumber inspirasi di dunia literasi oleh pengarang Victor Hugo dan Balzac.

Musim semi dan panas adalah saat terbaik untuk mengunjungi Provins, saat bunga-bunga kuning dan mawar bermekaran seisi kota. Di musim panas, Provins kerap menyelenggarakan pertunjukan bertema medieval yang menarik dan pas dinikmati pengunjung segala usia.

Salah satu bangunan ikonik yang wajib dikagumi arsitekturnya adalah Tour César, yang diapit empat menara setinggi 44 meter yang menjadi simbol kota. Provins Ramparts yang juga dibangun di abad 12, periode yang sama saat Tour César dibangun, merupakan bukti nyata arsitektur militer terbaik di era medieval. Benteng setinggi 25 meter ini terletak di antara Porte Saint-Jean dan Porte de Jouy.

Teks: Priscilla Picauly

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here