Begini Cara Menikmati Liburan Akhir Pekan di Solo

Jalan-jalan ke Solo berarti siap mengosongkan perut demi menikmati berbagai hidangannya yang khas. Ya, kota ini memang memiliki sederet makanan unik, mulai dari timlo (hidangan berkuah bening berisi sejenis risol), selat (atau bistik Jawa yang merupakan adaptasi Keraton Solo untuk masakan Belanda biefstuk), tongseng, sop tengkleng, serabi, plered gempol (minuman dingin berkuah santan dan gula merah dengan isi butiran tepung beras), hingga dawet selasih.

Selat Solo

Secara historis, Solo memang sangat terbuka terhadap pengaruh asing, sehingga berbagai hidangannya pun memadukan berbagai unsur asing. Namun Solo lebih dari sekadar tempat untuk wisata kuliner. Bila ingin menikmati liburan akhir pekan di Solo, berikut ini kami rekomendasikan sejumlah aktivitas yang dapat dilakukan selama tiga hari dua malam di kota batik tersebut.

JUMAT

Sesampainya di Solo di pagi hari, Timlo Sastro yang berjualan sejak 1952 di belakang Pasar Gede telah menunggu. Setelah sarapan, mengenal budaya Jawa di Keraton Solo dapat dijadikan pilihan. Baru memasuki gerbangnya saja, pengaruh Eropa sudah terasa di sekitar kompleks Keraton Solo yang didominasi warna biru-putih ini.

Untuk menjelajah bagian dalam keraton, pengunjung harus berpakaian sopan (tidak memakai celana pendek atau atasan tanpa lengan), selain harus membuka alas kaki untuk memasuki kawasan berpasir. Konon pasir di area keraton ini berasal dari Pantai Selatan dan menapak dengan bertelanjang kaki di atasnya dipercaya baik bagi kesehatan.

Lelah berkeliling keraton, bersantailah sambil makan siang di Omah Sinten (Jl. Diponegoro No.34-54, Keprabon) yang menyajikan aneka masakan Indonesia di dalam rumah Joglo yang asri.

Pasar Triwindu

Bagi pecinta barang antik dapat kemudian dapat mampir ke Pasar Triwindu (sekarang bernama Pasar Windujenar) untuk menyusuri lorong-lorong pasar dan berburu aneka koleksi batik, uang dan koin kuno, peralatan makan, kain batik, topeng, gramofon tua dari Eropa, wayang, sepeda kuno, hingga lukisan-lukisan tua, lampu minyak, patung-patung Budha, setrika arang, dan aneka peralatan dapur tempo dulu.

Untuk menutup hari yang panjang, restoran Goela Klapa di Jl. Menteri Supeno yang menempati bangunan kuno dan menyajikan masakan autentik Indonesia dapat dijadikan pilihan.

SABTU

Setelah sarapan nasi liwet di salah satu kedai di sekitar Stadion Manahan sebagai pusat kuliner Solo di pagi hari, cicipilah nuansa Solo yang berbeda dengan mengunjungi Candi Cetho dan Candi Sukuh yang letaknya berdekatan. Dibangun pada abad ke-15 sebelum runtuhnya Kerajaan Majapahit, yaitu ketika kejayaan Hindu mulai memudar, sehingga arsitektur kedua candi ini dibuat dengan konsep kembali ke budaya Megalitikum.

Candi Cetho

Tak seperti bangunan candi Hindu yang puncak bangunannya lancip, bangunan utama kedua candi ini berbentuk piramida yang terpotong dan mengingatkan akan kuil suku Maya di Amerika Tengah. Candi Cetho yang terletak pada ketinggian 1.400 meter di atas permukaan laut itu pertama kali ditemukan sebagai reruntuhan batu dengan 14 teras berundak yang tersusun dari barat ke timur dengan pola susunan makin ke belakang makin tinggi sebagai bagian yang dianggap paling suci. Kini hanya tersisa 13 teras, dengan 9 diantaranya telah dipugar.

Candi Sukuh

Sedangkan Candi Sukuh yang sering salah kaprah dijuluki candi porno ini didekasikan kepada kemegahan penciptaan dan kesuburan, sehingga beberapa relief lingga dan yoni tampak bertebaran di sana sini.

Sepulangnya dari sana, Anda dapat mampir ke air terjun Grojogan Sewu di Tawangmangu yang berada di tengah hutan lereng Gunung Lawu. Inilah tempat warga Solo melarikan diri dari hiruk pikuk kota.

MINGGU

Hari ini adalah shopping day. Sebelum mulai berbelanja batik, kunjungi dulu Museum Batik Danar Hadi di Jl. Slamet Riyadi yang memiliki puluhan ribu lembar kain batik kuno. Di depan museum, terdapat toko batik untuk membeli batik khas Solo.

Bila belum puas berbelanja batik, silakan bertolak ke Pasar Klewer yang terletak di Jl. Dr Rajiman dan dikenal sebagai salah satu pusat batik di Indonesia. Alternatif berbelanja batik lainnya adalah di Kampung Batik Laweyan yang memiliki deretan pabrik dan toko batik.

Batik di Pasar Klewer

Sedangkan untuk belanja oleh-oleh makanan, Anda dapat menuju Toko Roti Orion yang merupakan perusahaan roti pertama di Solo yang hingga hari ini terkenal dengan kue lapis Surabaya bermerek Mandarijn dan roti semir yang selalu diantre banyak pengunjung. Kini Orion tidak hanya menjual roti, namun juga berbagai penganan khas Solo, seperti kue sus kering, keripik ceker ayam, usus goreng, hingga roti kecik.

Roti kecik sendiri awalnya dibuat oleh Roti Ganep, sebuah toko kue tua di Jl. Sutan Syahrir yang tak jauh dari Toko Roti Orion. Telah beroperasi sejak tahun 1881, Ganep diambil dari nama dari Raja Pakubuwono X. Toko roti milik Auw Like Nio ini kini telah dijalankan selama lima generasi dan produksinya yang paling terkenal adalah roti kecik yang bebas kolesterol dan paling nikmat disantap bersama secangkir teh manis hangat.

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here