5 Atraksi Wisata Wajib Kunjung di Ho Chi Minh City

Merupakan kota terbesar di Vietnam, Ho Chi Minh City menawarkan banyak atraksi wisata menarik di pusat kota, yang semuanya bisa diakses mudah dengan berjalan kaki. Bila hanya berniat singgah semalam di kota ini, kami rekomendasikan untuk mengunjungi Reunification Palace, Ho Chi Minh City Museum, Saigon Notre-Dame Basilica, dan Ho Chi Minh Central Post Office dengan berjalan kaki. Menjelang malam, Anda dapat menuju Ben Thanh Market untuk berwisata kuliner dan berbelanja.

Reunification Palace

Bangunan bersejarah ini merupakan saksi bisu peristiwa jatuhnya Saigon ke kekuasaan Vietnam Utara pada 30 April 1975. Seluruh isi bangunan seluas 20.000 meter persegi ini masih utuh seperti ketika bangunan enam lantai itu masih berfungsi sebagai istana kepresidenan Vietnam Selatan sekaligus pusat komando perang.

Lantai bawah tanah gedung juga dilengkapi ruang perlindungan dari serangan bom, ruang komando perang yang memajang peta-peta raksasa dindingnya, sejumlah pesawat telepon, dan radio telekomunikasi.

Ho Chi Minh City Museum

Hanya beberapa blok dari Reunification Palace, museum dua lantai ini memuat perjalanan sejarah Ho Chi Minh City selama 300 tahun, dari kiprahnya sebagai kota pelabuhan hingga menjadi kota terpadat dan terbesar di Vietnam. Ada tujuh ruangan bertema berbeda, antara lain arkeologi, sejarah, budaya, industri kerajinan, dan masa perang.

Informasi tersedia dalam bahasa Prancis, Inggris, dan Vietnam dengan display yang menarik, termasuk diorama yang menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat Saigon. Arsitektur kolonial museum ini pun banyak difavoritkan para penggemar fotografi untuk berburu foto.

Notre Dame Cathedral of Saigon

Katedral bergaya gotik yang megah ini berasal dari masa kolonial Prancis pada abad ke-19. Dibangun menyerupai Notre Dame di Paris, terdapat beberapa kesamaan, antara lain dua lonceng menaranya yang menawan.

Katedral ini dibangun di atas sebuah pagoda yang telah ditinggalkan. Pada 1863, Admiral Bonard memutuskan untuk membangun sebuah gereja dari kayu, yang kemudian dinamai Gereja Saigon. Seiring waktu, kayu lapuk oleh rayap sehingga ibadah dipindahkan sementara ke Istana Gubernur Prancis (sekarang Reunification Palace), sementara gereja direnovasi dengan hampir semua material diimpor dari Prancis, termasuk batu bata untuk tembok yang didatangkan dari Marseille. Meski tidak menggunakan pelapis beton, namun batu bata ini terbukti awet hingga hari ini.

Ho Chi Minh Central Post Office

Dalam bahasa Vietnam, landmark berarsitektur gotik ini disebut Buu Dien Trung Tam Sai Gon. Terletak dekat Saigon Notre-Dame Basilica, gedung kantor pos ini dibangun saat Vietnam menjadi bagian dari Prancis-Indocina pada 1860. Bangunan ini masih terawat dengan baik, bahkan jam besar di gerbang utama masih berfungsi dengan baik.

Interiornya berupa langit-langit tinggi yang melengkung dengan perabotan kayu serta dua peta raksasa dari abad ke-18. Meski kantor pos ini sudah tak sesibuk dulu karena perkembangan teknologi, namun Ho Chi Minh Central Post Office masih terus buka melayani pelanggan setiap hari mulai pukul 08:00 hingga 18:00.

Ben Thanh Market

Disebut Cho Ben Thanh oleh masyarakat setempat, pasar tradisional yang bertempat di bangunan tua ini mengingatkan akan Pasar Beringharjo di Yogyakarta. Menjual berbagai pakaian, makanan, dan suvenir menarik, saat teramainya adalah pagi hingga sore. Selepas senja, pasar malam pindah ke bagian luar bangunan, di mana lapak-lapak pedagang berderet di kedua sisi jalan.

Bila ingin berbelanja di sini, setidaknya harus tega menawar hingga 70 persen dari harga yang ditawarkan. Bila tak suka berbelanja pun, pengunjung tetap dapat menikmati pasar dengan mengudap pho atau banh mi sambil menyesap kopi ala Vietnam yang terkenal.

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here