Jalan-jalan Virtual Sekitar Fifth Avenue

Dijuluki Five Miles of Fun, jalan yang membentang sejauh lima mil dari 8th Street hingga 10th Street ini selalu ramai karena menawarkan berbagai atraksi menarik. Mulai dari studio seni, museum, gedung ikonis, juga kawasan perbelanjaan, rasanya tak lengkap ke New York tanpa menyambangi Fifth Avenue. Di tengah pembatasan perjalanan dan tutupnya sejumlah atraksi wisata dan hiburan, Fifth Avenue masih dapat dinikmati melalui kunjungan virtual. Inilah beberapa spot menarik di kawasan ini yang menawarkan hiburan secara daring bagi pejalan di rumah.

  • Empire State Building

Bangunan ini kerap menjadi sumber inspirasi bagi arsitektur, desain, fotografi, bahkan industri perfilman. Empire State Building yang sempat menjadi gedung tertinggi di dunia hingga 1971, menampilkan desain Art Deco dengan sentuhan budaya Mesir dan Aztec. Pengunjung yang bertamu di Empire State Building, dapat mengunjungi pameran Dare to Dream di lantai 80, yang menampilkan sejarah gedung ini melalui koleksi foto, sketsa arsitektur, catatan-catatan konstruksi bangunan, dokumen pembukuan, serta dokumentasi ribuan pekerja bangunannya.

Empire State Building yang sudah dibuka kembali per 20 Juli, menawarkan kesempatan untuk menikmati pemandangan kota New York dari dek observasinya. Pejalan yang belum dapat mengunjungi New York, nikmati dulu pemandangan Big Apple secara virtual. Pengalaman ini membawa pejalan di rumah seakan berada di dek observasinya sambil memandang New York tanpa batas. Yang menarik, panorama 360 derajat yang ditampilkan menyertakan spot-spot ikonis yang tersebar di New York, seperti Times Square, Ground Zero, Brooklyn Bridge, Coney Island, dan lain sebagainya. Spot-spot ini dapat sekalian dikunjungi, tentu saja melalui panorama 360 derajat.

  • The Museum of Modern Art (MOMA)

Dirancang arsitek asal Jepang, Yoshio Taniguchi, museum berlantai enam ini memiliki layanan dan fasilitas bagi pengunjung dari berbagai kalangan, baik penikmat seni, orang awam, bahkan anak-anak. MOMA menyimpan sejumlah koleksi lukisan terbaik, seperti The Persistence of Memory (1931) karya Salvador Dali, Self-Potrait with Cropped Hair (1940) karya Frida Kahlo, Drowning Girl (1963) karya Roy Lichtenstein, dan Untitled (1961) karya Lee Bontecou.

MOMA adalah salah satu dari banyak museum di New York yang menawarkan tur virtual gratis melalui Google Arts & Culture. Selain dapat menikmati koleksi-koleksi terbaiknya secara daring, museum ini juga menawarkan program edukasi gratis, majalah internal, channel YouTube, serta arsip audio yang dapat dinikmati dengan mengunjungi laman resminya.

  • New York Public Library

Merupakan satu dari tiga perpustakaan umum di New York City, yang tampak mengagumkan dengan arsitektur Beaux-Arts (fine arts yang populer dari 1885 hingga 1920) dari Carrere and Hastings. New York Public Library terkenal karena memiliki Alkitab Gutenberg, yaitu Alkitab 42 baris (disebut juga B42) yang ditulis dalam bahasa Latin oleh Johannes Gutenberg di Mainz, pada abad 15.

Melalui tur virtual, pejalan dapat melihat lebih dekat bangunan marmer terbesar yang pernah dibangun Amerika, yang dibuka pertama kali pada 1911. New York Public Library terdiri Main Reading Room, yaitu ruang publik yang megah, tempat membaca atau belajar di atas meja kayu ek panjang, diterangi lampu perunggu yang elegan. Jika menengok ke atas, bagian langit-langitnya dihiasi mural yang dramatis. Ada juga Astor Hall di pintu masuk, lengkap dengan brankas dari batu, berpadu dengan marmer putih.

  • St. Patrick Cathedral

Katedral ini dinamai St Patrick, santo pelindung Irlandia, karena saat itu New York dipadati imigran asal Irlandia. Merupakan gereja paling terkenal di Amerika Serikat, St. Patrick Cathedral dapat dikunjungi hingga lima juta pengunjung tiap tahunnya. Megah dengan arsitektur Neo-Gothic, gereja ini menyimpan replika patung Pieta karya Michelangelo, dengan ukuran tiga kali lebih besar dibanding patung aslinya yang terpajang di Basilika Santo Peter di Vatikan.

Sama seperti gereja-gereja lainnya di New York yang mesti menghentikan sementara kegiatan ibadahnya, St. Patrick Cathedral juga tidak melayani misa untuk sementara waktu. Sebagai gantinya, pejalan di rumah dan umat yang ingin beribadah dapat mengikuti misa secara daring, yang berlangsung tiap Senin-Sabtu pukul 07:00 dan Minggu pukul 10:15. Selain mengikuti misa, pejalan di rumah dapat sekaligus mengagumi kemegahan arsitektur gereja yang dapat menampung hingga 2.400 umat.

  • Saint Thomas Church

Dibangun pada 1823 sebagai St. Thomas Protestant Episcopal Church, yang berlokasi di Broadway dan Houston Street. Namun kebakaran hebat menghancurkan gereja ini pada 2 Maret 1851, sehingga dibangun gereja kedua di tempat sama, dan pada 1870, gereja pindah ke lokasi sekarang. Saint Thomas Church menjadi basis bagi Saint Thomas Choir of Men and Boys, grup paduan suara yang menampilkan musik Anglikan di ibadah dan kerap menggelar konser gospel.

Di masa pandemi, Saint Thomas Church tetap membuka pintu gerejanya, namun hanya untuk keperluan privat dan berlangsung selama beberapa jam sehari. Saint Thomas Church buka dari pukul 13:00 hingga 16:00, tiap Senin hingga Jumat, walaupun tidak ada misa yang diadakan. Pihak gereja menawarkan live audio webcast yang menayangkan doa dan misa tengah hari. Untuk informasi lebih lanjut, dapat mengunjungi laman resmi gereja.

Teks: Priscilla Picauly

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here