Jangan Takut, Destinasi Suram Ini Dapat Dikunjungi secara Virtual (Bagian 1)

Semasa pandemi dan pembatasan perjalanan, banyak atraksi wisata yang menawarkan tur virtual bagi pejalan di rumah. Di antara sejumlah museum dan tempat bersejarah di seluruh dunia, beberapa destinasi ini menarik perhatian karena menawarkan suasana kelam dan cerita suram. Dari kuburan bawah tanah, istana berhantu, kota yang hancur karena bom atom, hingga museum kematian, inilah destinasi suram yang dapat dikunjungi secara virtual.

  • Catacombs of San Gennaro, Italia

Dibanding kota-kota lainnya di Italia, Naples atau Napoli tampil penuh semangat, begitu berwarna, dan ke mana melangkah, akan mencium aroma pizza yang sedang dipanggang. Suasana penuh sukacita tampak saat mengitari kota di sisi selatan Italia, yang berada dekat Gunung Vesuvius yang tersohor. Suasana kota yang hidup dan menyenangkan, kontras dengan bawah tanah Naples yang dijadikan areal pemakaman.

Catacombs of San Gennaro merupakan atraksi paling populer di Naples, yang ukurannya lebih besar dibanding Catacombs of Rome. Pada awalnya, kuburan bawah tanah San Gennaro merupakan makam keluarga bangsawan dari abad ke-2. Kemudian di abad ke-4, mereka melakukan ekspansi dengan menyediakan ruang bagi Santo Agrippinus, santo pelindung pertama Napoli. Untuk menghormatinya, dibangunlah sebuah basilika di bawah tanah dengan langit-langit setinggi enam meter.

Catacombs San Gennaro juga menjadi peristirahatan terakhir para uskup dan orang-orang kudus lainnya. Walau mendapat kehormatan sebagai santo pertama yang dimakamkan di sini, namun nama San Gennaro-lah yang dipilih sebagai nama resmi kuburan bawah tanah ini. Faktanya, Naples memiliki 52 orang kudus dan San Gennaro adalah yang terpopuler dan paling dicintai. Ia merupakan Uskup Benevento yang menjadi martir dengan dipenggal kepalanya. Ia dianggap sebagai pelindung Napoli saat kota ini diserang wabah mematikan dan mencegah letusan Gunung Vesuvius pada 1527.

Dengan mengunjungi Catacombs of San Gennaro, pengunjung diperkenalkan cara pemakaman di zaman dulu, mulai dari menyiapkan jenazah hingga menyusun tengkorak dan tulang. Kunjungi Catacombs of San Gennaro secara virtual di sini.

  • Palace of Holyroodhouse, Skotlandia

Dikenal sebagai Holyrood Palace, istana ini didirikan sebagai biara oleh Raja David I pada 1128, kemudian berganti fungsi sebagai kediaman utama raja dan ratu Skotlandia sejak abad 15. Berlokasi di Edinburgh, Palace of Holyroodhouse menjadi rumah peristirahatan Ratu Elizabeth II saat musim panas.

Bertandang ke istana ini, pengunjung akan menemukan harta karun kerajaan yang sudah dimiliki selama berabad-abad, meliputi lukisan, perabotan, dan benda-benda dengan kisah menarik di belakangnya. Terdapat juga ruang pameran foto yang menampilkan sejarah bangunan dan momen-momen penting yang terekam kamera.

Dibuka sepanjang tahun, Holyrood Palace memiliki setidaknya 280 kamar di atas lahan seluas 10 hektar ini. Pengunjung dapat menyusuri beberapa kamar paling menarik, salah satunya Great Gallery. Susuri juga The Royal Dining Room, State Apartements, The Landing of Great Stair, The Throne Room, sedangkan di area luarnya, dapat melihat reruntuhan Biara Holyrood Augustinian, Palace Gardens, patung Edward VII, dan air mancur Forecourt.

Selain megah dan sarat sejarah, Holyrood Palace populer dengan hantu Agnes Sampson yang dipercaya masih berkeliaran di sekitaran istana. Agnes Sampson adalah seorang tabib dari North Berwick, yang dituduh sebagai dalang aksi penyingkiran Raja James VI menggunakan ilmu sihir. Ia ditangkap pada 1590 berdasarkan tuduhan Gellis Duncan, di mana dirinya diinterogasi dan disiksa secara kejam.

Pada akhirnya, Sampson mengakui semua yang dituduhkan padanya, walaupun beberapa orang meragukan pengakuannya. Ia dihukum dengan cara dibakar di tiang pancang pada 28 Januari 1591. Selang ratusan tahun, istana ini masih menyimpan kisah Sampson, walau dalam wujud berbeda. Konon, hantu Agnes Sampson terlihat berkeliaran di Holyrood Palace dengan tampilan badan penuh luka dan berkepala botak. Untuk menikmati bagian dalam Palace of Holyroodhouse secara virtual, dapat mengunjungi laman ini.

  • National Museum of Death, Meksiko

Dalam kultur Meksiko, kenangan orang yang telah meninggal dirayakan dengan meriah melalui festival Dia de Los Muertos, yang biasa digelar tiap November. Tradisi ini dikhususkan untuk mengenang orang yang telah berpulang, di mana warga lokal akan berkostum hantu dengan warna-warna mencolok. Keluarga yang ditinggalkan akan melakukan proses pemindahan tulang-belulang dari pemakaman untuk dibersihkan dan diganti kainnya, sedangkan anak-anak bertugas menghiasi kuburan dengan lilin dan bunga warna-warni.

Melalui tradisi ini, kematian dan segala hal mengenainya bukanlah sesuatu yang menakutkan atau tabu untuk ditampilkan. Pejalan yang tidak dapat merasakan langsung kemeriahan Dia de Los Muertos dapat berkunjung secara virtual di Museo Nacional de la Muerte atau National Museum of Death yang berada di kota Aguascalientes.

Foto: Dok. National Museum of Death

National Museum of Death dibuka pada 2007, sebagai bagian dari Universitas Aguascalientes yang menampung koleksi artefak dan seni terkait kematian. Koleksi-koleksinya yang unik merupakan warisan dari seniman Octavio Bajonero Gil, termasuk beberapa karya miliknya. Seiring berjalannya waktu, koleksi yang terkumpul semakin terorganisir, yang menampilkan sejarah Meksiko dan memberi sudut pandang lain mengenai kematian.

Tidak seperti museum setipe yang bertema suram, National Museum of Death menawarkan suasana menyenangkan, di mana sebagian besar kerangka menunjukkan ekspresi ramah, membuat pengunjung ingin membalas senyumannya. Berbagai tengkorak dan kerangka tulang yang diperlihatkan tampak normal menikmati aktivitas manusia pada umumnya, seperti sedang tidur dan makan malam. Intip keseruan melihat jajaran tengkorak tersenyum di National Museum of Death di sini.

  • Hiroshima Peace Memorial Museum, Jepang

Sejarah mencatat Hiroshima sebagai kota pertama yang dijatuhi bom atom oleh Amerika Serikat saat babak akhir Perang Dunia II berlangsung. Kota yang sempat hancur dan menyisakan duka bagi warganya, kini mulai menunjukkan wajahnya sebagai salah satu destinasi pilihan saat mengeksplor Jepang. Mudah diakses dari Kyoto, pejalan yang mengunjungi Hiroshima wajib mengunjungi Hiroshima Peace Memorial Museum, yang menyimpan bukti-bukti sejarah mengenai bom atom yang meledak di kota ini.

Menyusuri gedung bagian timur dan utama, pengunjung akan menemukan penjelasan mengenai Hiroshima yang mesti menerima konsekuensi pengemboman terjadi. Koleksi museum yang ditampilkan berupa foto-foto, dokumentasi film, dan figur-figur yang bertalian dengan sejarah masa lalu. Di ruang pamer lain menampilkan subjek dan objek yang hancur, rusak, dan terkena imbas karena dahsyatnya bom atom.

Untuk mengenang tragedi tersebut, tiap Agustus kolam di Hiroshima Peace Memorial Park dihiasi bunga-bunga teratai. Momentum ini biasa dihadiri anak-anak sekolah dan masyarakat yang ingin menyaksikan capung-capung biru muda terbang sekitaran teratai, sembari mendoakan para korban yang tewas.

Bunga teratai merupakan simbol penting bagi Jepang, di mana pejalan sering menemukannya di hampir seluruh kuil di negara ini, biasanya disandingkan dengan patung sang Buddha yang duduk di antara bunga teratai yang mekar. Bagaimana teratai ini mekar, menyeruak di lumpur di dasar kolam menyimbolkan bagaimana Buddha bangkit dari segala penderitaannya dan meraih pencerahan. Pemaknaan bunga teratai memberi arti signifikan, menandakan Hiroshima yang bangkit setelah menjadi serpihan abu dan menemukan kejayaannya kembali. Pejalan di rumah dapat melihat imbas kedahsyatan bom atom yang menerpa Hiroshima di sini.

Teks: Priscilla Picauly

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here