Penerbangan Internasional di Thailand Diperkirakan Kembali Beroperasi September

Seorang direktur senior penerbangan sipil baru-baru ini mengatakan bahwa pihak maskapai penerbangan di Thailand kemungkinan tidak akan mengoperasikan rute internasional sampai akhir September. 

Dilansir dari Khaosod, Direktur Otoritas Penerbangan Sipil Thailand Chula Sukmanop mengatakan bahwa tidak ada satu pun pihak maskapai yang ditemuinya menyatakan minatnya untuk melanjutkan kembali penerbangan internasional mereka bulan depan. Padahal, larangan penerbangan di Thailand akan dihapus pada akhir Juni.

“Saya yakin penerbangan internasional baru akan dilanjutkan September mendatang,” kata Chula. “Saat ini, semua maskapai masih belum bisa memperkirakan jumlah permintaan penumpang untuk perjalanan udara. Mereka harus menunggu dan melihat situasi pada akhir bulan ini.”

Pemerintah juga harus membuat keputusan akhir sebelum wilayah udara negara itu bisa dibuka, namun tidak semua kelompok pejalan dapat menikmati penerbangan ini. “Kemungkinan besar hanya delegasi bisnis yang diizinkan untuk berkunjung ke Thailand, tetapi itu pun dengan sejumlah syarat tertentu, seperti karantina saat kedatangan,” tambahnya.

Airports of Thailand (AoT) memperkirakan ada total 493.800 penerbangan dan sekitar 66,58 juta penumpang antara Oktober 2019 dan September 2020. Asumsi ini dibuat berdasarkan dimulainya kembali sejumlah penerbangan domestik pada bulan Mei dan kemudian peningkatan perlahan-lahan dari jadwal penerbangan.

Di AMCHAM baru-baru ini diselenggarakan webinar bertajuk “Thailand Tourism Forum 2020 – Temperature Check” yang melaporkan bahwa 22 dari 38 bandara Thailand telah beroperasi (58 persen), tetapi dengan hanya jumlah penumpang separuh dari kapasitas. Itu pun kursi yang ditempati hanya sekitar 25 hingga 30 persen.

Presiden AoT Nitinai Sirismatthakarn melaporkan bahwa perjalanan udara harus kembali ke tingkat pra-Covid-19 pada Oktober 2021, 18 bulan lagi. Tetapi untuk sisa tahun ini, sektor penerbangan Thailand kemungkinan besar akan mengalami penurunan yang signifikan dalam hal jumlah penerbangan dan penumpang.

“Pemulihan rute internasional akan tergantung pada seberapa cepat vaksin atau obat antivirus dapat tersedia. Total penerbangan dan penumpang akan turun masing-masing sebesar 44,9 persen dan 53,1 persen karena pandemi Covid-19,” katanya. “Negara tujuan penting Thailand adalah negara-negara di kawasan Asia-Pasifik yang menyumbang lebih dari 80 persen perjalanan kami.”

Wilayah udara Thailand telah ditutup untuk penerbangan internasional sejak April karena pandemi corona. Hanya perjalanan penting seperti repatriasi dan penerbangan diplomatik yang diizinkan untuk terbang ke negara itu, meskipun sebagian besar penerbangan domestik telah dilanjutkan setelah negara itu tidak melaporkan adanya kasus baru selama 24 hari. Total kasus positif corona di Thailand adalah 3.148 dengan total kematian 58 orang, jauh lebih kecil ketimbang total kasus global yang mencapai 8,92 juta dengan angka kematian lebih dari 460.000.

Badan penerbangan juga telah mengumumkan serangkaian protol keselamatan baru. Maskapai tidak lagi diharuskan mengosongkan kursi di antara penumpang, tetapi penumpang masih harus memakai masker di sepanjang perjalanan. Sebelumnya, karena maskapai mesti mengosongkan kursi, mereka membebankan biaya tersebut kepada penumpang, sehingga harga tiket pun hampir dua kali lipat lebih tinggi dari biasanya. Bila aturan baru ini diterapkan, harga tiket nantinya akan kembali normal.

Selain itu, makanan dan minuman hanya dapat disajikan untuk penerbangan dengan durasi lebih dari dua jam dan harus disiapkan dalam wadah tertutup. Maskapai juga diharuskan menyiapkan ruang di kabin untuk memisahkan penumpang yang sakit dari penumpang lain. Protokol untuk pendatang juga mungkin akan berkurang di masa mendatang, dan karantina selama 14 hari bisa saja dihapuskan oleh pemerintah.

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here