Virus corona membawa banyak dampak buruk bagi berbagai sektor usaha. Lembaga konservasi atau yang biasa dikenal dengan nama kebun binatang juga turut merasakan dampak ini. Untuk menghindari terciptanya kerumunan orang dan menekan risiko penyebaran virus corona, kebun binatang se-Indonesia terpaksa tutup sejak pertengahan Maret lalu.
Tanpa adanya pemasukan, banyak kebun binatang kesulitan menutup biaya operasionalnya, termasuk untuk pakan hewan dan obat-obatan. Jika hal ini berlangsung terus, kebun binatang tidak akan hisa merawat hewan secara maksimal. Kondisinya pun dikhawatirkan akan menurun.
Masalah terbesar yang dihadapi oleh kebun binatang se-Indonesia adalah urusan pakan hewan. Untuk menyelamatkan hewan-hewan ini, kebun binatang mungkin akan terpaksa mengorbankan beberapa hewan yang sudah tidak produktif atau berada di usia tua. Nantinya, daging hewan-hewan ini bisa dijadikan pakan hewan karnivora. Tentu saja hewan-hewan yang dikorbankan ini bukan yang berada dalam daftar hewan langka. Opsi ini adalah pilihan terakhir jika kas kebun binatang sudah tidak mencukupi. Untuk saat ini, belum ada kebun binatang di Indonesia yang mengambil keputusan ini. Namun, beberapa kebun binatang di luar negeri diketahui telah terpaksa melakukannya.
Untuk menghindari opsi terakhir ini, Perhimpunan Kebun Binatang se-Indonesia (PKBSI) telah membuka penggalangan dana Food for Animals. Penggalangan dana ini akan dikelola oleh PKBSI untuk disalurkan pada 60 lebih kebun binatang di bawah naungannya. Donasi akan diprioritaskan untuk kebun binatang yang sangat membutuhkan.
Donasi dapat dilakukan dengan transfer bank ke nomor rekening BNI 955 955 206 atas nama Perhimpunan Kb. Binatang Se Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut dan untuk melakukan konfirmasi, Anda bisa menghubungi nomor 082112390011 atas nama Susi atau 081911368685 atas nama Yonathan. Sebagai bentuk apresiasi, PKBSI juga akan memberikan sertifikat elektronik untuk para donatur. Data diri dapat diisi melalui form di bit.ly/FoodForAnimals. Sertifikat elektronik nantinya akan dikirimkan melalui surel.
Teks: Levana Florentia | Editor: Melinda Yuliani
