Tur Virtual Unik, Jalan-jalan ke Makam Berusia 5.000 Tahun

Dibatasinya perjalanan antarnegara dan ditutupnya tempat-tempat wisata tidak meredupkan semangat untuk berpetualang. Malah di saat-saat ini, minat untuk berwisata ke tempat-tempat yang tak terpikirkan sebelumnya makin meningkat. Jika sedang mencari tempat baru untuk dikunjungi secara virtual, Anda cukup beruntung.

Minggu ini, Dewan Pariwisata Mesir membuka tur virtual ke makam berusia 5.000 tahun milik Queen Meresankh III. Berkat tur virtual ini, Anda tidak perlu mengeluarkan biaya besar terbang ke Mesir untuk melihatnya. Ditambah lagi, Anda tidak perlu berdesak-desakan dengan turis lain ketika mengunjungi destinasi wisata populer ini.

Tur virtual ke makam Queen Meresankh III dapat Anda akses melalui situs ini. Meski hanya berupa tur virtual, Anda akan merasa benar-benar berada di dalam makam kuno ini berkat model 3D karya Harvard University yang menampilkan setiap sudut makam secara mendetail. Tur ini akan mengajak Anda mengelilingi kedua lantai makam, memperhatikan detail-detail lukisan di dindingnya, dan menikmati kemegahan patung-patung yang terukir di dalamnya. Makam ini disebut-sebut memiliki sejumlah peninggalan, patung, dan relief dinding yang paling terjaga dibandingkan makam-makam sejenis lainnya.

Begitu melewati gerbang yang menjadi pintu masuk ke makam ini, Anda akan tiba di Eastern Chamber. Dindingnya dipenuhi lukisan dari pigmen berusia ribuan tahun. Lukisan ini menggambarkan prosesi pemakaman. Para pelayan tampak membawa keranjang-keranjang berisi roti, buah, dan daging. Sementara lainnya digambarkan menangkap kawanan ternak dan burung yang akan menjadi bagian dari prosesi pemakaman dan persembahan. Relief di dinding juga menampilkan gambar-gambar barang yang dibutuhkan Meresankh III di akhirat, mulai dari pakaian hingga perabotan. Gambar ini dibuat untuk memastikan hidup yang nyaman dan makmur bagi sang ratu di alam baka.

Di sisi kanan ruang pertama ini, ada Nothern Chamber dengan 10 patung yang terukir pada dinding batunya. Dekorasi ini sebenarnya kurang umum ditemukan pada makam-makam di Giza. Namun keunikannya tidak sampai sini saja. Kesepuluh patung tersebut merupakan patung perempuan, yang lagi-lagi tidak biasa di tengah lingkungan masyarakat yang didominasi kaum pria. Patung-patung ini dipercaya merepresentasikan keluarga kerajaan Mesir, Meresankh III sendiri, ibunya, dan anak-anaknya. Ruangan di sisi utara makam ini tidak begitu besar, tapi tetap menarik disinggahi untuk sekadar melihat kemegahan patung-patung besar ini.

Jika sudah puas melihat Eastern dan Northern Chamber, mari masuk ke ruangan selanjutnya. Di Western Chamber, imam-imam terpilih akan mempersembahkan makanan dan minuman untuk dinikmati Meresankh III. Arwah Sang Ratu dipercaya dapat kembali ke dunia ini lewat pintu-pintu palsu yang dibangun di dinding-dinding makam. Di dinding Wester Chamber yang menghadap langsung ke arah Eastern Chamber, terdapat salah satu pintu palsu ini. Pintu ini diapit dua patung wanita yang bergandengan tangan, menunjukkan cinta dan kasih sayang. Pada waktu-waktu tertentu, cahaya dari celah jendela kecil di dinding Eastern Chamber akan jatuh tepat di tengah-tengah pintu palsu ini. Para imam dan pengikutnya diperkirakan melakukan serangkaian upacara di waktu-waktu ini.

Tepat di bawah pintu palsu di Northern Chamber, terdapat ruang pemakaman. Dalamnya lebih dari lima meter dari lantai di atasnya. Di tempat inilah Meresankh III dikuburkan dalam sarkofagus dari batu hitam. Sarkofagus ini merupakan pemberian dari ibunya, Hetepheres II, yang tadinya memesan sarkofagus hitam tersebut untuk dirinya sendiri. Di atasnya juga sudah terukir namanya, sebelum akhirnya ditambahkan nama Meresankh. Makam dan sarkofagus ini pertama kali ditemukan oleh George Andrew Reisner pada 1927 setelah ribuan tahun menghilang.

Teks: Levana Florentia | Editor: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here