Restorasi Katedral Notre Dame Ditunda

Terbakarnya Katedral Notre Dame menyisakan kesedihan mendalam bagi jutaan orang di dunia. Kebakaran yang terjadi April tahun lalu ini melahap puncak menara katedral beserta sebagian besar atapnya. Rencana restorasi berjangka lima tahun pun segera diluncurkan oleh Presiden Prancis, Emmanuel Marcon. Di Oktober 2019, Kementerian Kebudayaan Prancis melaporkan dana yang disiapkan untuk restorasi katedral ini mencapai 1,08 miliar dolar AS. Namun kini dengan merebaknya virus corona di Prancis, restorasi Katedral Notre Dame pun harus ditunda.

Kebijakan lockdown yang berlaku di Prancis saat ini menjadi pemicu dari penundaan restorasi Notre Dame. Prancis telah berada dalam lockdown sejak 17 Maret 2020 dengan masa lockdown yang berlangsung selama 15 hari, atau bahkan lebih. Bersama dengan kebijakan ini, pemerintah Prancis juga memperketat langkah-langkah keamanan nasional. Pekerjaan di area Katedral Notre Dame dengan kontaminasi timbal yang tinggi melanggar aturan keamanan nasional yang kini berlaku sehingga harus diberhentikan untuk sementara waktu.

Selama mengerjakan proses restorasi, para pekerja terekspos dengan bahan-bahan berbahaya. Mereka yang masuk ke area konstruksi Notre Dame harus mengenakan pakaian dalam dari kertas sekali pakai dan baju keamanan khusus. Para pekerja juga dibekali dengan masker pelindung dan alat pernapasan khusus. Setelah 150 menit bekerja, mereka harus melepas seluruh pakaian dan mandi dengan air panas. Dalam sehari, tiap pekerja bisa mandi hingga lima kali. Kamar mandi tersebut juga tidak begitu besar sehingga para pekerja harus berdempet-dempetan, seperti dalam kereta saat jam pulang kerja. Jadi selain memiliki risiko kontaminasi tinggi, pekerjaan ini juga melibatkan banyak orang dalam area sempit. Kondisi ini jelas tidak aman terlebih di masa pandemi corona.

Sebelum dihentikan, pekerja sedang mempersiapkan tahap akhir proses pengangkatan besi-besi penyangga di atas katedral yang meleleh saat kebakaran. Sebelum kejadian, besi-besi ini dipasang untuk renovasi menara katedral. Bila tidak segera dibersihkan, besi-besi seberat 250 ton ini bisa menghancurkan struktur gereja di bawahnya. Proses yang cukup rumit ini tadinya diperkirakan bisa selesai April ini. Namun dengan perkembangan kasus corona, pekerjaan baru akan dilanjutkan setelah pemerintah Prancis menerapkan manajemen kesehatan baru yang tidak bertentangan dengan kegiatan restorasi bangunan. Untuk saat ini, kondisi Katedral Notre Dame hanya bisa dipantau dengan teknologi sensor, alat deteksi keretakan, dan laser yang akan memberikan peringatan jika struktur yang rapuh menjadi tidak stabil.

Teks: Levana Florentia | Editor: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here