Seminggu setelah serangan teror di sejumlah hotel dan gereja yang menewaskan ratusan orang, Sri Lanka menunjukkan tekadnya untuk mengembalikan kepercayaan dunia.
“Sri Lanka tidak akan kalah oleh teror. Kami akan mengambil kesempatan ini untuk menunjukkan kepada media global, operator tur, maskapai penerbangan, dan dunia bahwa Sri Lanka berkomitmen untuk mengedepankan keamanan,” begitu isi pernyataan dari Sri Lanka Tourism (Badan Pariwisata Sri Lanka) kepada komunitas perjalanan untuk pertama kalinya usai bom Paskah. Hal ini disampaikan dalam pameran pariwisata Arabian Travel Market (ATM) yang diadakan di Dubai pada 28 April sampai 1 Mei 2019.
Dalam konferensi persnya, Sri Lanka Tourism membahas langkah-langkah yang diambil untuk memastikan keselamatan dan keamanan wisatawan, selain menguraikan rencana strategis untuk membangun kembali kepercayaan para pemangku kepentingan pariwisata demi memulihkan industri pariwisata di Sri Lanka.
“Orang-orang Sri Lanka termasuk orang-orang paling hangat dan ramah di dunia, sehingga tamu yang berkunjung ke rumah mereka pun dianggap sebagai keluarga,” kata Kishu Gomes selaku Ketua Biro Pariwisata Sri Lanka. “Dan ketika sebuah keluarga terluka, seluruh komunitas bersatu untuk melindungi, meratap, berduka, dan bangkit bersama. Ini adalah cara kami sejak dahulu kala.”
“Kami telah mendapatkan banyak curahan cinta, dukungan, dan solidaritas dari orang-orang di dunia, dan kami berharap dapat menyambut mereka kembali di Sri Lanka,” lanjutnya.
Komitmen terhadap Keamanan
Gomes telah menetapkan protokol tanggap darurat segera setelah serangan teror dengan mengerahkan tim terlatih ke hotel-hotel yang terkena bom, semua rumah sakit, dan bandara untuk memastikan semua wisatawan yang terkena dampak langsung dari serangan tersebut menerima bantuan yang mereka butuhkan.
Wisatawan yang sudah tiba di negara tersebut maupun yang dijadwalkan tiba di jam dan hari berikutnya setelah serangan juga menjadi prioritas utama. Selain menawarkan meja bantuan di berbagai hotel, pusat informasi wisata, dan bandara, Sri Lanka Tourism juga menyiapkan hotline darurat untuk memastikan para wisatawan dan orang yang mereka cintai di rumah memiliki akses ke informasi yang akurat dan seluruh layanan darurat yang tersedia. Informasi terbaru pun terus diumumkan di media lokal maupun global, serta media sosial.
Dengan satu dari setiap sepuluh keluarga di Sri Lanka yang bergantung pada pariwisata untuk mata pencaharian mereka, Sri Lanka Tourism berfokus untuk memulihkan kembali industri yang sedang kritis ini secara efektif dan efisien.
“Kami tidak bisa membiarkan diri kami menjadi lumpuh karena ketakutan karena hampir setengah juta keluarga di Sri Lanka bergantung pada kami untuk kehidupan sehari-hari mereka. Kami tengah berupaya untuk mendapatkan kembali kepercayaan dari para pelancong dan operator global dengan menunjukkan bahwa respons Sri Lanka terhadap insiden itu efektif sambil meyakinkan para wisatawan yang berencana kemari di masa depan bahwa semua langkah yang tepat telah diambil oleh Pemerintah Sri Lanka untuk mencegah insiden ini terulang serta memastikan keselamatan dan keamanan terus terjaga di masa depan,” kata Gomes.
Sri Lanka Tourism juga telah memutuskan untuk melanjutkan semua kegiatan promosi yang direncanakan, termasuk di 5th UNWTO World Forum on Gastronomy Tourism di San Sebastian, Spanyol. Biro Konvensi Sri Lanka juga akan hadir di IMEX di Frankfurt akhir bulan ini. IMEX adalah pameran wisata MICE – sektor yang merupakan pendorong pertumbuhan utama untuk pasar Sri Lanka.
Sementara satu-satunya pameran wisata dan perjalanan di Sri Lanka, Sancharaka Udawa, akan tetap diadakan pada 7 dan 8 Juni. Pameran yang telah memasuki tahun kesembilan ini diselenggarakan oleh Asosiasi Operator Tur Sri Lanka (SLAITO) yang bekerja sama dengan Biro Promosi Pariwisata Sri Lanka (SLTPB).