7 Destinasi Terbaik untuk Pejalan Solo

Belum menemukan partner yang cocok untuk menemani perjalanan Anda di 2019? Tentunya hal ini bukan alasan untuk tinggal di rumah. Perjalanan solo semakin meningkat selama beberapa tahun belakangan ini, dan operator tur, kapal pesiar, dan hotel terus menawarkan layanan menarik untuk memenuhi kebutuhan para pelancong yang berencana bepergian sendiri. Berikut adalah beberapa destinasi terbaik untuk pelancong solo.

  • Melbourne

Selama beberapa tahun terakhir masuk dalam daftar kota paling layak huni di dunia, kota ini merupakan salah satu destinasi favorit di Australia. Tak hanya aman dan nyaman, Melbourne juga menawarkan banyak restoran, bar, butik, museum, dan gedung pertunjukan dengan suasana kreatif dan multikultural yang menyenangkan. Pilihan akses untuk berkeliling kota pun mudah, bahkan bagi yang baru pertama kali mengunjunginya.

Berbagai atraksi di Melbourne, seperti Queen Victoria Market, Sea Life Melbourne Aquarium, Old Melbourne Gaol, Federation Square, dan Immigration Museum, dapat diakses naik trem gratis. Mengunjungi atraksi lain di luar Melbourne pun mudah karena banyak operator menawarkan paket wisata, dengan yang paling populer adalah menuju Twelve Apostles via Great Ocean Road, Grampians National Park untuk bushwalking, Yarra Valley untuk mencicipi anggur setempat terbaik, dan Phillip Island untuk melihat little penguin yang memiliki liang di sekitar Pantai Summerland.

  • Berlin

Meski merupakan ibu kota negara, suasana Berlin relatif tenang karena penyebaran penduduknya merata. Kotanya sendiri mudah dijelajahi, baik dengan berjalan kaki, naik sepeda sewaan, maupun memanfaatkan jaringan kereta, bus, hingga taksi yang pengemudinya rata-rata dapat berbahasa Inggris. Berlin memiliki 175 museum yang tersebar di seluruh penjuru kota, seperti Charlottenburg Palace dengan interiornya yang memukau, hingga museum fotografi, seni Asia, game komputer, kaum homoseksual, sejarah alam, serta museum-museum lain yang rutin menampilkan berbagai pameran menarik, sehingga membuat siapa pun lupa waktu.

Pejalan solo juga dapat mengagumi galeri mural outdoor terbesar di dunia di Friedrichshain-Kreuzberg yang menampilkan tema sejarah Jerman dan harapan untuk perdamaian. Menuju Bradenburg Gate yang menjadi pusat Festival of Lights setiap Oktober, atau melewatkan malam di salah satu klub, bar, lounge, dan concert hall-nya, juga dapat menjadi pilihan untuk menikmati Berlin.

  • Kopenhagen

Walau merupakan kota besar, angka kriminalitas Kopenhagen lebih rendah dibandingkan ibu kota lain di Eropa, seperti Paris, Berlin, Amsterdam, Praha, dan Bukares. Populer berkat keindahan arsitekur dan kawasan belanjanya, cara paling cepat dan fleksibel untuk menjelajah kota adalah dengan naik sepeda. Hampir separuh penduduknya bersepeda setiap hari, sehingga infrastruktur kota ini pun dirancang untuk memastikan kenyamanan pengendara sepeda, termasuk menyediakan jalur bebas hambatan khusus sepeda dengan papan informasi rute.

Sebagai kota yang mudah dinavigasikan, tersedia pula berbagai pilihan transportasi umum. Naik metro yang melayani rute dalam maupun luar kota, atau mengikuti canal tour yang melewati Christiansborg Palace, Danmarks Nationalbank, Opera House, patung The Little Mermaid, Amaliehaven, Church of Our Saviour, dan perpustakaan Black Diamond pun dapat dijadikan pilihan. Jangan lewatkan juga mengamati kehidupan masyarakat setempat sambil mencicipi berbagai masakan khas di pasar-pasarnya yang unik.

  • Seville

Meski merupakan kota terbesar keempat di Spanyol, suasananya tak seperti kota besar lainnya karena banyak bangunan kuno dan tradisi turun-temurun masih dilakukan di sini. Penyuka fotografi akan dimanjakan ketika mengunjungi sejumlah bangunan menawan, seperti Katedral Seville yang merupakan gereja bergaya gotik terbesar di dunia dengan 80 kapel di dalamnya dan Alcázar of Seville yang menampilkan paduan arsitektur bangsa Moor dan era renaisans.

Mayoritas atraksi wisatanya dapat diakses dengan berjalan kaki, sehingga disarankan untuk tinggal di pusat kota. Penduduk setempat yang gemar makan, minum, mengobrol, dan menari, tercermin dari kehidupan malam yang meriah di teras-teras bar atau di tepi Sungai Guadalquivir. Para wanitanya pun tampil modis dengan pakaian berwarna-warni terang dan selalu siap menari di lantai dansa. Seville sendiri adalah ibu kota flamenco modern, sehingga bila ingin menyaksikan pertunjukan flamenco yang autentik, di sinilah tempatnya.

  • Taipei

Ibu kota Taiwan ini memiliki perpaduan ideal antara sejarah dan modernitas – di satu sisi, ada pasar malam tradisional dan kuil-kuil, sementara di sisi lain ada mal megah dan bangunan berteknologi tinggi. Taipei juga merupakan salah satu kota yang memiliki sistem kereta terbaik di dunia (mudah dipelajari, karena hanya memiliki lima jalur) sehingga mudah untuk berkeliling kota sendirian.

Nama-nama stasiun dan berbagai petunjuknya pun menggunakan bahasa Inggris dan pengumuman di kereta selain menggunakan bahasa Mandarin juga hadir dalam bahasa Hakka dan Inggris. Dengan begitu, turis yang bukan penutur bahasa Mandarin pun dengan mudah mengunjungi tempat-tempat wisata utama yang rata-rata terhubung dengan stasiun MRT. Meski tingkat kejahatan rendah, di setiap stasiun dilengkapi peron yang disebut sebagai Safe Waiting Zone yang selalu dipantau untuk melindungi penumpang wanita, terutama di malam hari. Pilihan lainnya adalah menjelajah kota dengan memanfaatkan layanan bus hop on-hop off yang menuju berbagai atraksi di Taipei (tiket tersedia di Klook).

  • Stockholm

Bila hanya dapat memilih satu kota di dunia untuk traveling sendirian, terutama bagi pejalan solo wanita, pilihlah Stockholm. Tingkat keamanan yang tinggi memang salah satu hal yang patut dipertimbangkan, namun hal tersebut bukanlah satu-satunya alasan untuk merencanakan kunjungan ke sini. Orang Swedia sangatlah stylish, dan karena itulah pula banyak merek setempat yang kemudian mendunia, seperti Acne Studios yang mewah hingga fashion high-street H&M. Setelah puas berbelanja, pergilah ke salah satu kafe terbaiknya, atau belilah makanan di minimarket terdekat untuk menuju taman, kemudian duduk-duduk di salah satu bangkunya siang sambil mengamati pejalan kaki (Stockholm merupakan salah satu kota terbaik untuk people watching, terutama di Götgatan (Goth Street) dan Nytorget (New Square)).

Stockholm juga menawarkan banyak atraksi bersejarah yang dapat menyerap perhatian, sehingga seketika lupa sedang sendirian, seperti Royal Palace dan Vasa Museum yang dapat dinikmati secara gratis dengan membeli Stockholm Pass. Penyuka fotografi juga dapat menuju Gamla Stan, kota tua yang terpelihara dengan deretan bangunan barok berwarna-warni, kedai teh tersembunyi, gereja gotik, dan butik mewah yang berderet di sepanjang jalan berbatu.

  • Dublin

Orang Irlandia terkenal ramah dan mereka terutama bersemangat bila mengobrol soal olahraga sambil menenggak bir Guinness. Karena mudah diajak bicara dan berteman, pejalan solo pun tak kesulitan bila mesti menanyakan sesuatu, entah untuk sekadar menanyakan arah maupun mencari restoran yang menjual fish & chips terlezat di kota. Pusat kotanya pun dapat diakses dengan naik trem atau berjalan kaki, sementara untuk area yang lebih jauh, Dublin memiliki jaringan bus dan kereta yang pembayarannya dapat dilakukan menggunakan Leap Card (semacam Oyster Card di London).

Jangan lewatkan walking tour untuk mengunjungi sejumlah tempat yang sarat sejarah dalam dunia kesusastraan, seperti rumah Oscar Wilde atau mencari tahu kisah para novelis terkenal yang lahir di Dublin, di antaranya Jonathan Swift si penulis Gulliver’s Travels dan Bram Stoker sang pencipta tokoh Dracula.

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here