Banyak Alasan ke Galicia, Spanyol Utara

“Apa pun yang kamu dengar tentang Spanyol, tidak berlaku di Galicia. Saya merasa harus mengatakan ini di awal supaya tidak salah sangka. Di Galicia kami menentang adu banteng, misalnya. Kami juga memiliki bahasa sendiri, yaitu bahasa Galiticia, yang lebih dekat dengan bahasa Portugis ketimbang Spanyol. Galicia juga merupakan salah satu tempat yang kental budaya Celtic-nya, sampai-sampai alat musik tradisional kami salah satunya berupa bagpipe, bukan flamenco,” begitulah yang akan dikatakan warga Galicia di utara Spanyol kepada para wisatawan yang mampir ke wilayahnya.

Camino de Santiago

Ibu kota Galicia, Santiago de Compostela, telah terkenal sejak tahun 1200-an ketika terdengar kabar bahwa jasad Santo Yakobus, martir pertama yang diakui Gereja dikubur di kota ini. Kemudian penganut Nasrani berbondong-bondong berziarah ke sini dengan  berjalan kaki minimal 100 kilometer dari berbagai tempat di Prancis, Spanyol, dan Portugal. Diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai the Way of Saint James, Camino de Santiago memang berawal dari aktivitas religius, walau kini banyak juga wisatawan yang melakukannya untuk berbagai motivasi. Film “The Way” (2011) yang dibintangi Martin Sheen tentang Camino de Santiago pun sempat menjadi motivasi banyak orang untuk mengikuti Camino. Di film tersebut juga diceritakan bahkan mengurangi berat badar agar muat mengenakan setelan jas lama, mengenyahkan writer’s block, atau sekadar merayakan ulang tahun pun pernah dijadikan motivasi untuk berjalan minimal 100 kilometer menuju Santiago de Compostela.

Selain berjalan kaki, rute Camino Santiago juga dapat dijalani dengan naik sepeda, hanya saja jarak minimal yang harus ditempuh untuk berhak mendapatkan sertifikat adalah 200 kilometer, yang dapat dibuktikan dari rapor Camino yang harus dicap di setiap pemberhentian yang dilalui (biasanya berupa penginapan). Pelaku Camino selalu meningkat antara April hingga Oktober, serta di sepanjang Tahun Suci (tahun yang pada 25 Juli – yang merupakan Hari Santo Yakobus – jatuh pada hari Minggu). Menurut dapat dari Pilgrim’s Office, tercatat sejumlah 301.036 sertifikat dikeluarkan bagi peziarah yang berhasil menyelesaikan Camino de Santiago, di mana hal ini meningkat pesat dari 2016 yang hanya 272.135 sertifikat.

Beragam Hal Seru

Galicia tak hanya bagi para peminat Camino de Santiago karena kawasan unik di Spanyol ini juga menawarkan:

  • Kota-kota tua, seperti Santiago de Compostela dengan katedral Barok, alun-alun bersejarah yang dikelilingi bangunan tua dan kafe-kafe yang menggelar meja di luar ruangan. Pusat kehidupan di sini berpusat di Praza do Obradoiro yang merupakan titik akhir para peziarah Camino de Santiago yang kerap terlihat merebahkan diri di tengah lapangan atau merayakan pencapaian mereka dengan membuka sampanye, sementara pengamen jalanan mencari uang receh dengan memainkan bagpipe atau alat musik tradisional Galicia lainnya. Penyuka kota kecil juga akan menikmati Pontevedra yang merupakan kawasan pingiran Santiago de Compostela yang dipenuhi gang-gang sempit bak labirin yang dipenuhi bar-bar tapas dan baru hidup suasananya selepas senja. Kota resor Baiona yang dikelilingi tembok dari abad pertengahan dapat dikunjungi untuk day trip dari Santiago de Compostela. Menyantap tapas di kota ini, bahannya didominasi seafood segar yang menggiurkan. Di pelabuhan Pinta yang berada di kota inilah Columbus kembali ke Spanyol pada 1493 untuk mengabarkan penemuan benua Amerika. Sedangkan A Coruña yang merupakan kota pelabuhan dengan banyak taman umum memiliki atraksi utama Menara Herkules yang dibangun pada abad 2 oleh Romawi dan kini telah menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO.

  • Wisata Kuliner untuk mencicipi beragam seafood unik. Galicia memiliki sejenis kerang yang hanya terdapat di kawasan ini dan hidup di antara batu-batu karang di pantai sepanjang Costa da Morte, yang dalam bahasa Inggris disebut goose barnacles (atau percebes dalam bahasa setempat). Bentuknya mengerikan namun rasanya lezat. Kerang bambu pun terkenal di sini, selain pulpo a la Gallega atau oktopus rebus yang dipotong-potong kemudian dilumuri minyak zaitun dan ditaburi bubuk paprika. Kerang-kerangan ini paling cocok disantap dengan anggur putih yang bercita rasa buah dan kering dari Rías Baixas. Paprika (pimiento) yang dihasilkan kawasan Padron di Galicia berwarna hijau dan berukuran lebih kecil-kecil. Warga setempat menggorengnya dengan minyak zaitun dan menaburi dengan garam untuk kudapan tapas.

  • Pantai-pantai di Galicia memang merupakan tujuan musim panas bagi warga Spanyol. Namun bagi warga Indonesia yang terbiasa melihat pantai-pantai tropis yang lebih indah, dapat memilih kawasan pantai yang bersejarah, seperti Tanjung Finisterre yang di Zaman Romawi dipercaya sebagai ujung dunia. Muxía yang berada di kawasan Costa da Morte adalah lokasi gereja yang terbuat dari batu bernama Nosa Senora da Barca. Merupakan gereja Celtic dari era awal Kristen, gereja ini dipercaya sebagai tempat keramat karena pernah terjadi mukjizat penampakan Bunda Maria. Lokasinya pun sangat fotojenik karena berada di atas bebatuan raksasa di tepi pantai.

Akses:

Dari Madrid, Santiago de Compostela dapat diakses dengan naik maskapai Iberia selama 50 menit. Jika dari Jakarta naik Qatar Airways (qatarairways.com) ke Madrid dan akan langsung ke Santiago de Compostela, karena Qatar melakukan perjanjian codeshare dengan Iberia maka bagasi dapat langsung diambil di tujuan akhir. Sehabis Imigrasi, tak perlu ke area Pengambilan Bagasi, tapi dapat langsung ke bagian Lanjutan Penerbangan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here