Dampak Buruk Pariwisata bagi Lingkungan

Bila Anda terjebak dalam antrean panjang dengan gerombolan wisatawan lain atau kesulitan mencari sepetak pasir untuk sekadar menggelar tikar, Anda sudah merasakan efek dari overtourism (pariwisata yang berlebihan). 

Overtourism sudah melanda di beberapa destinasi wisata di dunia dengan penutupan sejumlah tujuan populer di Thailand dan Filipina, selain reaksi keras dari penduduk di kota-kota seperti Venesia dan Barcelona. Di Indonesia sendiri, tempat-tempat wisata seperti Bali juga merasakan akibat dari jumlah kunjungan yang meroket.

“Masalahnya, kita semua berkumpul di tempat yang sama pada waktu yang sama dalam satu tahun,” kata Justin Francis, CEO Responsible Travel yang berbasis di Inggris. Tak hanya itu, perjalanan kini tak hanya soal petualangan ke tempat-tempat baru, namun juga agar sang pejalan pun dapat eksis di media sosial. “Kita semua menginginkan foto-foto ikonik di tempat-tempat yang sama,” lanjut Francis.

Pejalan juga tertarik ke tempat-tempat yang ada dalam film atau serial televisi favorit mereka, di mana tren ini kini dikenal sebagai “set jetting”. Set jetters ini jugalah yang banyak disalahkan ketika Maya Bay yang menjadi lokasi syuting The Beach (2000) ditutup awal tahun ini demi memulihkan kondisi lautnya dari pariwisata massal selama hampir dua dekade.

Dampak Lainnya

Bukan hanya lingkungan yang terancam. Francis mengatakan, overtourism di Venesia dan Barcelona telah membuat penduduk setempat merasa “dipaksa keluar” dari kota asalnya sendiri akibat harga sewa yang meningkat, tak bisa bergerak bebas melalui jalan-jalan di kota karena banyak orang, dan pasar lokal yang berubah untuk melayani wisatawan.

“Baru-baru ini di Venesia, kami mendengar kisah tentang nenek-nenek yang menepuk turis ke samping dengan tas tangan mereka untuk membeli buah-buahan di pasar atau menaiki taksi air,” kata Francis.

Di tempat lain di Eropa, Amsterdam melarang tempat-tempat penyewaan jangka pendek seperti AirBnB, dan Dubrovnik telah membatasi jumlah penumpang kapal pesiar yang dapat memasuki kota pada satu waktu.

Pajak Turis

Dengan overtourism yang mencapai titik kritis di beberapa tempat, beberapa negara di dunia, termasuk Austria, Belgia, Prancis, Jerman, Italia, Belanda, dan Spanyol, telah membebankan pajak pada wisatawan asing. Jepang juga akan menerapkan pajak bagi turis per Januari 2018 senilai 1.000 yen per orang.

Sebagai tanggapan terhadap tekanan yang semakin besar terhadap infrastruktur dan masyarakat setempat, Byron Bay memperkenalkan pajak sukarela kepada wisatawan.

“Byron Bay telah terbuka bagi wisatawan dalam waktu yang lama,” kata Walikota Simon Richardson. “Tapi jumlahnya kian meroket hingga mencapai dua juta wisatawan yang datang ke kota berpopulasi 10.000 orang.”

Operator pariwisata akan secara sukarela mengenakan pajak satu persen pada tagihan, di mana uang tersebut nantinya mengalir ke proyek-proyek di daerah tersebut.

“Bila kita bisa mendapatkan beberapa dolar dari setiap pengunjung yang datang ke sini untuk membangun dan merenovasi trotoar, taman bermain, ruang ganti, dan fasilitas lainnya, penduduk setempat pun dapat melihat manfaat tersebut dan lebih terbuka terhadap wisawatan yang datang,” jelas Richardson.

Sebaliknya, pejalan juga dapat membantu mengurangi dampak overtourism ini dengan kembali ke cara berlibur konvensional, yang tak hanya mencari tahu di Internet tentang daftar 10 tempat wisata terbaik di suatu kota, melainkan menghabiskan waktu dengan penduduk setempat, meminta saran dan pendapat mereka tentang tempat-tempat yang harus dituju, atau bahkan menyewa pemandu lokal yang dapat memberikan pengetahuan lebih mendalam mengenai kota kelahirannya.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here