Kota Kurang Populer di Eropa yang Layak Dikunjungi (Bagian 2)

Semakin meningkatnya jumlah wisatawan di kota-kota besar di Eropa, membuat sebagian dari kita memikirkan destinasi lain yang lebih nyaman untuk dikitari. Sebagai alternatif selain berkunjung ke London, Paris, Milan, dan kota-kota populer lainnya, kami rangkum sejumlah kota kurang populer di Eropa yang layak untuk dikunjungi.

Ghent, Belgia

Salah satu kota tertua di Belgia dan merupakan ibu kota kawasan Flemish/Flander ini terkenal akan keramahan penduduknya. Seperti Amsterdam, Ghent adalah kota yang ramah bagi pengendara sepeda, karena pemerintah setempat memang aktif mengajak warganya lebih sering menggunakan sepeda agar pusat kota minim kendaraan bermotor. Berada di sini, sewalah sepeda untuk menjelajahi kota, terutama mengunjungi kebun-kebun bunga yang ada. Hal ini karena Ghent adalah pusat horticultural, selain tuan rumah ajang Gentse Floraliën (Floralies Gantoises), festival bunga terbesar di Ghent sejak 1809. Yang menarik, pejalan tak perlu menunggu datangnya Floralies Gantoises atau musim semi untuk menikmati warna-warni bunga, berhubung setiap Minggu Alun-alun Kouter menjelma menjadi pasar bunga yang meriah. Berbeda dengan suasana di kota kanal Bruges yang sepi dan tenang, Ghent terlihat lebih hidup, terutama setiap musim semi dan panas, di mana para Gentenaars (sebutan untuk warga Ghent) kerap bersantai di kafe-kafe di sekitar dermaga di Graslei seusai bekerja. Memang kuliner Ghent berkembang melalui deretan restoran bertema vegetarian, salad, dan sajian berbahan organik, selain pada 2009 Ghent menjadi kota pertama di Eropa yang mendeklarasikan hari Vegetarian (setiap Kamis) sebagai langkah untuk melawan isu perubahan iklim.

Akses: Menuju Ghent dapat melalui Brusel, yang dari Jakarta dapat menggunakan Turkish Airlines (turkishairlines.com) dengan transit di Istanbul. Dari Brusel, perjalanan dilanjukan naik kereta dari Stasiun Zaventem dengan kereta bandara (trainline.eu) menuju Ghent selama 54 menit.

Bratislava, Slovakia

Ibu kota Slovakia ini walau merupakan kota kecil, namun secara geografis terlihat signifikan karena berbatasan dengan Hungaria, Austria, dan Ceko, sehingga memberi kemudahan para pejalan untuk mengakses Bratislava. Merupakan pilihan terbaik bagi pejalan yang ingin berlibur dengan bujet lebih rendah daripada Wina, kota ini pun berbonus suasana romantis karena melalui Sungai Danube. Bratislava di masa lalu merupakan tempat raja dan ratu Hungaria naik tahta, di mana jejaknya masih dapat terlihat dari lambang mahkota kecil bersepuh emas di jalan-jalan. Wisatawan pun dapat mengikuti jejak tanda mahkota tersebut, dengan antara lain memulainya dari Gerbang St. Michaels yang merupakan pintu masuk ke Kota Tua dan berakhir di Katedral St. Martin, salah satu gereja tertua di Bratislava yang merupakan lokasi upacara penobatan raja dan ratu Hungaria. Berada di Alun-alun Rudnay, katedral ini pun memiliki area pemakaman bawah yang menarik untuk dikunjungi. Bratislava juga dapat dinikmati dengan berjalan-jalan sore di jembatan Navy Most yang menghubungkan Kota Tua dengan area Petržalka yang dihuni deretan flat warga lokal yang disebut panelák, selain berburu foto di kawasan Jalan Kapucinska yang dipenuhi bangunan artistik.

Akses: Untuk menuju Bratislava, tersedia penerbangan dari Jakarta naik Emirates (emirates.com) yang berdurasi 24 jam dan 55 menit, dengan transit di Dubai selama 9 jam dan 55 menit.

Split, Kroasia

Kota kedua terbesar di Kroasia yang terhampar di pesisir timur Laut Adriatik ini tak kalah cantik dengan Dubrovnik. Suasana kotanya santai dan hal ini dengan mudah terlihat dari warga setempat yang dapat menyeruput kopi sambil mengobrol hingga berjam-jam. Hidup mereka tampak tidak dikejar waktu dan seolah tak ada aktivitas lebih penting yang harus dilakukan. Warga gemar menyeruput kava (bahasa Kroasia untuk kopi) di bagian luar kedai kopi sekitar Riva sembari menyaksikan orang lalu-lalang atau duduk-duduk santai di Pantai Bacvice sambil memandang Pulau Brac. Kopi Kroasia terkenal kuat dan berkualitas baik, dengan paduan gaya dan rasa Italia dengan Balkan, selain harganya pun cukup murah. Berada di sini, jangan lewatkan menyusuri jalanan kota yang tersusun dari batu untuk menuju Istana Diocletian, pusat wisata dan aktivitas musim panas. Menghadap ke pelabuhan, Diocletian merupakan salah satu reruntuhan Romawi yang dibangun dari batu putih dari Pulau Brač, di mana awalnya bangunan ini berperan sebagai benteng. Kini, area sekitarnya diubah menjadi pemukiman penduduk melalui jajaran apartemen, kafe, bar, restoran, toko, berdampingan dengan gereja-gereja abad pertengahan. Sebagai kota pesisir, Split dianugerahi Pantai Bacvice yang ramah bagi pengunjung keluar di siang hari dan semarak dengan hiburan malam selepas senja.

Akses: Untuk menuju Split, tersedia penerbangan dari Jakarta, salah satunya menggunakan Lufthansa  (lufthansagroup.com) yang berdurasi 22 jam dan 40 menit dengan transit di Singapura dan Munich.

Gothenburg, Swedia

Stockholmers (sebutan warga Stockholm) mengakui bahwa Gothenburgians (sebutan warga Gothenburg) lebih ramah dibanding mereka. Contoh sederhana, saat Stockholmers menabrak seseorang, ia akan merespon dengan memberi pandangan tidak bersahabat, sedangkan Gothenburgians buru-buru meminta maaf dan memastikan yang ditabrak tidak cedera. Keramahan bukanlah satu-satunya hal baik yang dimiliki kota kedua terbesar di Swedia ini. Berjuluk Amsterdam-nya Skandinavia karena dibelah kanal-kanal karya insinyur asal Belanda, Gothenburg pun menyenangkan untuk berwisata kuliner. Diakui sebagai pusat kuliner di Swedia pada 2012, yang diberkahi makanan laut segar hasil tangkapan dari Laut Atlantik Utara, pengalaman kuliner tak terlupakan dapat dicicipi dengan mengunjungi Feskekörka yang berada sekitar Kanal Rosenlund. Pasar ikan ini telah beroperasi sejak 1874 dan berjuluk Fish Church karena berada di bangunan yang terlihat seperti gereja bergaya Neo-Gothic. Gothenburg juga populer dengan kafe-kafe independen untuk menyeruput kopi. Puas mencicipi menu-menu setempat, Gothenburg adalah tempat untuk mencicipi Balder, roller coaster dengan trek dari kayu di Taman Rekreasi Liseberg  yang terpilih sebagai Roller Coaster Kayu Terbaik di Dunia. Balder berbeda dari roller coaster pada umumnya karena treknya menggunakan kayu prefabrikasi, yang berarti kayu yang digunakan dipotong menggunakan laser hingga memiliki tingkat presisi yang lebih tinggi.

Akses: Untuk menuju Gothenburg, tersedia penerbangan dari Jakarta, salah satunya menggunakan Turkish Airlines (turkishairlines.com) yang berdurasi 19 jam dan 25 menit, dengan transit di Istanbul.

Constanta, Rumania

Sebelum berpredikat sebagai kota pelabuhan terbesar di Rumania dan empat terbesar di Eropa (setelah Rotterdam, Antwerp, dan Marseille) lima mansion dan hotel sengaja dibangun Raja Carol I (Raja Rumania) untuk menghidupkan kembali Constanta sebagai kota pesisir dan pelabuhan di tepian Laut Hitam. Constanta kaya dengan atraksi bertema arsitektur, arkeologi, sejarah, serta menjadi simbol keragaman budaya dan keyakinan. Kasino di sini merupakan contoh arsitektur Art Deco terbaik di Rumania, selain menjadi tempat bersantai para petinggi dan masyarakat kelas, termasuk Nicholas II dari Rusia sebelum Perang Dunia I. Ketika itu, reputasi kasino ini telah membawa Constanta sebagai Monte Carlo-nya Rumania, sebelum kemudian semasa perang, kasino kemudian difungsikan sebagai rumah sakit. House with Lions juga menarik perhatian. Bangunan bergaya Italia Renainssance ini dibangun oleh saudagar Armenia, Dicran Emirzian, pada abad 19. Constanta juga memanjakan wisatawan dengan hidangan laut yang berlimpah.

Akses: Untuk menuju Constanta, tersedia penerbangan dari Jakarta, salah satunya menggunakan Turkish Airlines (turkishairlines.com) yang berdurasi 23 jam dan 20 menit, dengan transit di Istanbul dan Varna.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here