40 Ide Menjelajahi Nusantara Selama 2018 (Bagian 2)

Tahun 2018 mendatang, terdapat tujuh akhir pekan panjang dan enam hari libur nasional yang jatuh pada tengah minggu. Kebanyakan hari libur tahun depan jatuh pada Jumat dan Selasa, di mana itu berarti kesempatan emas untuk merencanakan liburan kecil ke berbagai tempat di Indonesia. Berikut kami pilihkan 40 aktivitas seru yang dapat dilakukan di negara yang tidak habis-habisnya dijelajahi ini.

11. Berfoto di Kampung Jodipan, Malang

Dulu, Kampung Jodipan merupakan kawasan pemukiman kumuh, namun berkat ide sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang, kampung tersebut kemudian menjadi objek wisata baru di Malang.

Berawal dari tugas kuliah, mahasiswa tersebut menjalin kerja sama dengan perusahaan cat, kemudian berkoordinasi dengan masyarakat setempat, seniman, hingga Angkatan Udara untuk menyulap Jodipan menjadi penuh warna.

Pengunjung yang berkunjung ke Jodipan biasanya mampir di Jembatan Berantas untuk mengabadikan keunikan desa ini. Layaknya sebuah objek wisata, Jodipan yang diresmikan 4 September 2016 ini juga telah dilengkapi fasilitas memadai, seperti tempat parkir yang muat menampung motor hingga bus pariwisata, toilet, serta warung makanan dan minuman.

Berada di Malang, sempatkan juga menikmati keindahan Coban Pelangi yang menawarkan atraksi arung jeram di Sungai Amprong sepanjang tujuh kilometer melalui Desa Gubugklakah dan Mbesuki.

12. Naik Rakit di Sungai Amandit, Kalimantan Selatan

Meluncur cepat di jeram naik perahu karet memang seru dan mendebarkan, namun untuk sebuah pengalaman menyusuri sungai berjeram yang lebih santai sambil menikmati pemandangan, Sungai Amandit di Loksado adalah tempatnya.

Berada di Pegunungan Meratus, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, kawasan ini juga dihuni oleh suku Dayak Meratus yang tinggal di rumah-rumah panggung bersama keluarga besar. Sungai ini juga menyambung ke air terjun Haratai setinggi sekitar 13 meter dengan telaga di bawahnya yang menyenangkan untuk berenang atau sekadar bermain air.

Terletak di Desa Haratai, di sini telah tersedia gazebo untuk bersantai sambil menikmati suasana. Di sekitar Sungai Amandit terdapat dua air terjun lainnya, yaitu Air Terjun Riam Anai dan Kilat Api.

13. Jembatan Gantung di Pantai Timang, Yogyakarta

Karena tak memiliki pasir putih yang landai, selain dikelilingi batu karang, atraksi utama di sini justru pulau di seberang pantai. Berhubung berenang sangat tidak disarankan untuk menuju pulau tersebut, warga setempat kemudian membuat kereta gantung yang ditarik manual, selain menggunakan jembatan gantung sepanjang 200 meter yang baru-baru ini dibangun bagi para penangkap lobster.

Jembatan gantung ini memang mengitimidasi karena terentang di atas ombak yang tinggi, terutama bila hari sedang berangin kencang. Walau menyeramkan, namun tak sedikit wisatawan yang rela membayar Rp 100.000 per orang untuk melintasi jembatan gantung tersebut, yang lebih murah daripada menaiki kereta gantung yang dipatok Rp 150.000. Disarankan untuk datang di pagi hari untuk menghindari keramaian, selain pagi biasanya angin tidak terlalu kencang.

14. Mendaki Merbabu, Magelang

Berada di ketinggian 3.142 meter di atas permukaan laut, gunung yang diklaim para pendaki sebagai gunung terindah di Jawa Tengah ini menawarkan pemandangan puncak Merapi dan beberapa kawah di sekitarnya, seperti Condrodimuko, Kombang, Sumbernyowo, dan Rebab, dari puncaknya.

Ada beberapa jalur untuk mendakinya, dengan Selo sebagai yang terfavorit karena medannya tak terlalu sulit, selain sepanjang perjalanan pun mata dimanjakan dengan pemandangan indah. Selo sendiri merupakan kecamatan di Boyolali dan basecamp-nya berada di Desa Genting, yang untuk mengaksesnya disarankan menggunakan motor karena jalanannya sempit dan hanya muat satu mobil.

Pendakian menuju puncak Merbabu biasanya sekitar delapan jam melalui hutan, perbukitan, dan sabana dengan hamparan bunga edelweiss, sebelum tiba di Pos Sabana 2 untuk mendirikan tenda di Watu Lumpang dan beristirahat. Pukul 03:00 keesokan harinya, baru menuju puncak untuk menyaksikan matahari terbit yang akan perlahan muncul dari balik Gunung Merapi. Bagi yang berniat mendaki Merbabu via Selo, pastikan membawa air yang cukup karena tidak ada sumber air di sepanjang jalur pendakian.

15. Menyelam di Pintu Kota, Ambon

Ambon yang dikelilingi pantai indah ini menawarkan pesona menyelam yang lengkap, baik bagi penyuka topografi dramatis dengan ikan-ikan besar maupun penggemar muck dive. Konon, seorang ahli ikan asal Belanda Peter Bleaker ketika pertama kali menyelam di Ambon menemukan 783 spesies ikan di Teluk Ambon sendiri. Angka ini luar biasa karena sebelumnya ia menyelam di Thailand dan hanya ditemukan kurang dari 700 spesies.

Pintu Kota sendiri adalah sebuah pantai terkenal di Ambon, yang namanya didapat dari bentuk karang yang terkikis sehingga membentuk celah mirip pintu. Pada kedalaman 15 meter, karang berbentuk pintu tersebut juga membentuk celah yang mirip pintu lagi. Bedanya, pintu di bawah air ini nyaris rata tertutup sea fan Gorgonia warna-warni.

Penyelam memang rata-rata hanya menghabiskan waktu mengitari pintu di bawah air ini. Karena topografi yang menakjubkan itu, situs Pintu Kota adalah tempat favorit fotografer bawah air untuk mengoperasikan lensa wide angle mereka.

16. Riverboarding di Kali Pusur, Klaten

Klaten semakin harum namanya di kalangan pejalan berkat berbagai atraksi unik yang dimiliki, salah satunya yang tengah populer adalah riverboarding di Kali Pusur. Berada tak jauh dari wisata air Umbul Cokro Tulung, Kali Pusur memiliki kedalaman satu hingga lima meter dengan medan yang mirip Sungai Oyo di Gunungkidul, yakni aman bagi pemula sekalipun.

Riverboarding dapat mengakomodasi enam sampai sepuluh peserta dengan tiga atau empat pemandu. Tadinya hanya dilakukan oleh sekelompok pecinta alam asal Klaten, namun kemudian riverboarding menjadi objek wisata yang dipatok Rp 150.000 per orang.

Peserta cukup datang mengenakan sandal bertali (bukan sandal jepit karena dapat hilang terbawa arus sungai) atau sepatu karet dan pakaian ringan yang cepat kering, karena helm, jaket pelampung, pelindung kaki, dan papan disediakan oleh operator. Pemandu, dokumentasi, dan makan siang pun termasuk dalam paket. Untuk menikmati aktivitas ini, lakukan pemesanan di nomor 085643366068 setidaknya lima hari sebelum kedatangan.

17. Air Terjun Seganing, Nusa Penida

Disebut juga Air Terjun Sebuluh oleh warga setempat, kucuran air Seganing langsung jatuh ke laut. Dikelilingi batu-batu cadas berwarna kuning kecokelatan, daya tarik tempat ini sebenarnya terletak pada aksesnya yang memompa adrenalin.

Pengunjung harus berjalan menuruni tebing curam sejauh 300 meter yang dilengkapi pagar kayu untuk berpegangan – mirip perjalanan menuju Mata Air Guyangan yang juga berada di Nusa Penida, namun yang ini lebih membuat dada berdebar dan kaki gemetar.

Medannya memang menantang dengan kemiringan hampir 90 derajat, namun di sepanjang perjalanan sekitar 30 menit ini, mata juga dibuai dengan hamparan samudra di depan mata. Air terjun ini memiliki beberapa kolam kecil alami di antara bebatuan yang dapat dinikmati pengunjung untuk berendam sambil menikmati julangan tebing dan ombak yang secara konstan menghantam karang.

18. Pemandian Air Panas di Pantai Akesahu, Tidore

Bila pemandian air panas biasanya berada di kawasan pegunungan, namun tidak halnya di Tidore. Pulau yang dapat ditempuh 15 menit dari Pelabuhan Bastiong di Ternate ini memiliki pemandian air panas di tepi Pantai Akesahu.

Uniknya lagi, meski berada dekat pantai, namun airnya tetap tawar. Area sekitarnya pun dikelilingi pepohonan rindang, sehingga menambah kenyamanan pengunjung yang ingin berendam setelah bermain pasir dan berenang di pantai atau sekadar bersantai di gazebo.

Tidore juga merupakan tempat untuk mengamati kawanan lumba-lumba yang biasanya terlihat di sekitar Pulau Mare pukul 06:00 dan pukul 18:00. Disarankan untuk menunggu kawanan lumba-lumba yang lewat di pagi hari, ketika perairan masih tenang. Lokasi untuk melihat lumba-lumba ini sekitar 20 menit naik kapal kayu dari Pelabuhan Rum.

19. Mencicipi Kawok, Manado

Kawok adalah sebutan dalam bahasa Manado untuk tikus hutan berekor putih yang hanya mengonsumsi tumbuhan. Tikus ini dibersihkan, dicabuti bulu dan dikupas kulitnya, kemudian dipotong-potong sesuai selera, serta digoreng tanpa bumbu hingga renyah. Setelahnya, daging goreng tersebut dimasak lagi bersama bumbu kuning dari tumisan kunyit, jahe, cabai rawit, bawang, daun jeruk, dan kemangi.

Gurih dan bertekstur lembut dengan sedikit jejak rasa pahit, kawok paling nikmat disantap bersama nasi putih hangat dan tumis sayur hijau. Menu ini memang mulai jarang ditemui di pusat kota, sehingga bila ingin mencicipinya harus ke Tinoor (arah Tomohon dari Manado), atau menuju Pasar Tomohon di Kabupaten Minahasa yang menjual berbagai daging hewan yang tidak biasa dikonsumsi manusia.

Berada di Minahasa, mampirlah juga ke Danau Linow yang warnanya dapat berubah-ubah akibat kandungan belerang, selain ke Danau Tondano yang merupakan danau terluas di Sulawesi Utara. Bila punya cukup waktu, dapat bertandang ke Teluk Buyat yang menawarkan tempat untuk snorkeling berkat keberadaan hamparan reef ball dari usaha revitalisasi karang yang sempat rusak akibat pencemaran tambang.

20. Bermalam di Misool Eco Resort, Raja Ampat

Merupakan wilayah terjauh di Kepulauan Raja Ampat bila diakses dari Sorong, namun lebih dekat bila diakses dari Maluku, untuk menuju Misool harus rela duduk berjam-jam di kapal. Dari Sorong, paling cepat perjalanan ditempuh selama lima jam, tergantung keadaan laut.

Dikelilingi pantai berpasir putih dan terumbu karang yang terjaga, Misool Eco Resort dengan kapasitas hanya 40 tamu ini menawarkan kamar-kamar bergaya Bali dengan pernak-pernik buatan tangan, kamar mandi terbuka, dan minibar yang telah diisi dengan aneka kudapan khas Nusantara.

Selain North Lagoon Villas yang berada di tepi laguna, tersedia juga tipe South Beach Villa di tepi pantai. Sementara Water Cottages memiliki hammock di beranda untuk bersantai dan tangga untuk langsung melompat ke air dari kamar.

Misool Eco Resort juga menyediakan berbagai aktivitas untuk melewatkan hari, terutama bagi yang tidak menyelam, yaitu mengunjungi desa-desa sekitar, piknik di salah satu pantai terpencil, berpesiar naik kapal menjelang matahari terbenam, dan melakukan kayaking atau paddle boarding.

Misool Eco Resort menawarkan konsep fullboard untuk sekaligus tujuh malam yang termasuk makan empat kali sehari (sarapan, makan siang, tea time, dan makan malam), minuman non-alkohol, gratis penggunaan kayak dan paddle board, snorkeling di House Reef dan North Lagoon, serta penjemputan di Bandara Sorong dan layanan porter.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here