Meneguk Kopi Menghadap Lembah

Bali Pulina mengemas kultur kedai kopi dengan agrowisata untuk mengedukasi para pengunjungnya tentang berbagai rempah dan hasil bumi kebanggaan Indonesia. Berlokasi di bukit yang menghadap lembah dan sawah berteras-teras, meneguk kopi di sini berbonus pemandangan indah kawasan Tegalalang atau sekitar delapan kilometer utara Ubud.

Kopi Luwak

Dengan membayar Rp 100.000 per orang, setiap pengunjung akan disambut dan didampingi staf untuk berkeliling kebun sambil menerangkan berbagai tanaman rempah dan hasil perkebunan andalan Indonesia, sebelum disuguhi delapan jenis minuman dan kudapan. Di sini juga terdapat kandang luwak untuk memberikan gambaran kepada para pengunjung akan hewan yang telah melahirkan sebuah produk kopi yang dinobatkan sebagai yang termahal di dunia. Walau Bali Pulina juga menjagokan produk kopi luwaknya, namun staf di sini dalam penjelasannya tidak menampik adanya praktikpraktik tidak ramah lingkungan yang memaksa luwak untuk memakan kopi. Padahal, per harinya di feses luwak hanya dapat “dipanen” sekitar 50 butir biji kopi saja, sehingga memang kopi luwak tidak dapat dijadikan sebuah industri masif. Pengunjung perlu tahu fakta ini, sehingga disarankan untuk kritis mencari tahu tentang asal kopi luwak yang dinikmati. “Kopi luwak tidak dapat diproduksi massal dan ada tingkatan-tingkatan kualitasnya. Kualitas yang paling bagus dan mahal adalah bila luwak sendiri yang akan memilih biji kopi untuk dimakan karena mereka tahu kualitas biji yang terbaik. Luwak yang sengaja diberi pakan biji kopi tidak akan menghasilkan kopi berkualitas baik,” jelas seorang staf, sebelum menawarkan untuk mencicipi secangkir kopi luwak seharga Rp 50.000 (di luar tiket masuk Rp 100.000).

Menambah Pengetahuan

Pengunjung juga dibawa ke sebuah miniatur dapur yang kompornya menggunakan kayu bakar untuk menunjukkan cara menggoreng kopi secara tradisional. Tur berakhir di sebuah teras semi terbuka yang menghadap lembah. Setiap meja akan disuguhi delapan minuman dalam gelas-gelas kecil yang terdiri teh lemon, teh jahe, kopi jahe, kopi ginseng, kopi cokelat, cokelat murni, kopi vanili, dan kopi Bali, serta semangkuk keripik ubi. Tersedia juga pisang rai (pisang yang dibungkus tepung kemudian dikukus) dan pisang goreng yang dapat dipesan dengan tambahan harga. Berbagai sampel minuman yang disediakan juga dapat dibawa pulang dalam bentuk bubuk yang tersedia di toko suvenir. Selain mencicipi berbagai minuman dari tanaman yang dibiakkan secara organik, Bali Pulina memiliki platform untuk menikmati pemandangan lembah, di mana di sinilah juga para pengunjung berswafoto. Saking fotogeniknya area ini, bila sedang ramai, pengunjung harus rela menunggu giliran berfoto. Berada di Banjar Pucung Kelod, Tegalalang, Bali Pulina buka setiap hari pukul 08:00 hingga 19:00.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here